Wisata Kampung Pecinan (WKP) & Festival Budaya Cap Go Meh

Wisata Kampung Pecinan

Surabaya tidak hnaya di kenal sebagai kota industri dan pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai daerah yang kaya akan keberagaman budaya. Salah satu destinasi yang mulai banyak menarik perhatian wisatawan adalah wisatawan kampung pecinan (WKP) yang berada di kawasan pusat kota. Keunikan sejarah, kekayaan kuliner, serta tradisi turun temurun menjadi daya tarik utama yang membuat kawasan ini hidup sepanjang tahun, terutama saat perayaan festival budaya Cap Go Meh.

Pesona Wisata Kampung Pecinan (WKP) Surabaya

Wisata Kampung Pecinan Surabaya merupakan senuah kawasan heritage yang memiliki jejak sejarah Tionghoa yang kuat. Bangunan bangunan tua, rumah rumah dengan arsitektur khas Tionghoa, hingga deretan toko lama menjadi nuansa yang membuat pengunjung serasa kembali ke masa lampau.

Saat memasuki area kampung, wisatawan akan di sambut dengan gapura merah khas pecinan, lampion, yang di gantung rapi. Tidak hanya menjadi tempat tinggal, kawasan ini juga berkembang sebagai destinasi wisata budaya yang edukatif.

Beberapa daya tarik yang sering menjadi perhatian pengunjung antara lain:

  • Klenteng klenteng bersejarah, dengan dekorasi ukiran naga dan lilin merah yang selalu menyala.
  • Gang gang kecil yang fotogenik, cocok untuk wisaawan yang gemar berburu foto bertema heritage.
  • Warung dan kedai kuliner otentik, seperti pangsit, bakpao, cakue, hingga aneka kue basah khas Tionghoa.

Keasrian dan keaslian kawasan inilah yang membuat wisata kampung pacinan surabaya semakin populer sebagai destinasi sejarah dan kuliner.

Baca Juga: Keberlanjutan Pariwisata di Candi Gedong Songo

Tradisi Meriah: Festival Budaya Cap Go Meh

Puncak keramaian di kawasan pecinan biasanya terjadi setiap merayaan Cap Go Meh, yakni pada hari ke-15 setelah tahun baru Imlek. Cap Go Meh menjadi momen penting bagi masyarakat tonghoa, karena menandai berakhirnya rangkaian perayaan imlek serta menjadi simbol harapan dan keberuntungan di tahun yang baru.

Di Surabaya, festival budaya ini di gelas dengan meriah di pusat keramaian pecinan. Ribuan pengunjung datang untuk menyaksikan berbagai atraksi khas Tionghoa yang memikat, seperti:

  • Barongsai dan Liong yang menari mengikuti irama tabuhan.
  • Pawai budaya dengan kostum merah emas yang mencolok.
  • pertunjukan muasik tradisional, seperti tabuhan genderang dan alat musik Tinghoa.
  • Bazar makanan dan UMKM, yang selalu di padati pengunjung.

Suasana festival menjadi lebih hidup saat malam hari, ketika lampion lampion mulai menyala dan langit kawasan pecinan berubah menjadi lautan cahaya. Tidak hanya masyarakat keturunan Tionghoa yang merayakan, tetapi juga warga Surabaya dari berbagai latar belakang budaya turut meramaikan acara ini.

Sinergi Wisata dan Budaya ynag Menghiduokan Kota

kehadiran wisata kampung pecinan (WKP) dan menyaksikan Cap Go Meh memberikan pengalaman berbeda: perpaduan antara wisata heritage, kuliner, dan festival budaya yang penuh warna. Jika anda berencana berkunjung ke Surabaya, pastikan memasukan kawasan ini ke dalam daftar perjalanan untuk mendapatkan pengalaman yang tak hanya menarik tetapi juga sarat makna.